Doa Setelah Adzan dan Cara Menjawabnya

Doa Setelah Azan dan Artinya
Hukum Menjawab Adzan

Menjawab setiap kalimat panggilan adzan dan iqamat hukumnya adalah sunnah. Kemudian di anjurkan pula berdoa dan bershalawat atas rasulullah saw setelah adzan selesai berkumandang.

Dari Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallahu anhuma, bahwa beliau pernah mendengar  rasulullah bersabda :

إذا سمعتم النداء فقولوا مثل ما يقول ثم صلّوا عليَّ . . .

“Apabila kalian mendengar panggilan azan, jawablah sebagaimana yang muazzin katakan, kemudian bershalawatlah atas ku”

Hadist riwayat Imam Muslim dalam Shahih-nya.

Cara menjawab Adzan

Panggilan adzan dijawab sama dengan apa yang diucapkan muazzin, jika muazzin selesai melafazkan kalimah takbir: الله أكبر الله أكبر

Maka sunnah bagi yang mendengarnya mengucapkan kalimah takbir itu juga. Dan begitu seterusnya hingga panggilan azan berakhir.

Kecuali pada dua kalimat حي على الصلاة  dan  حي على الفلاح, maka jawabnya adalah

لَا حَوْلَ وَ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Untuk azan subuh, ketika muazzin mengucapkan kalimat : الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنَ النّوْمِ maka sunnah dijawab dengan:

صَدَقْتَ وَ بَرَرْتَ وَ أَنَا عَلَى ذَلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ

Adapun cara menjawab iqamat sama halnya juga dengan menjawab adzan, kecuali ketika sampai pada lafaz: قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ maka di jawab dengan:

أَقَامَهَا اللهُ وَ أَدَامَهَا

Untuk lafaz Azan dan artinya selengkapnya bisa sobat lihat di sini

Doa setelah Adzan dan Keutamaannya

Dalam sebuah hadist dikabarkan bahwa barang siapa berdoa dan bershalawat atas rasulullah setelah panggilan azan selesai berkumandang, maka ia akan mendapatkan syafaat beliau di hari kiamat kelak.

Doa/shalawat setelah azan :

اللّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَ الصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ. آتِ محمدًا الْوَسِيْلَةِ وَ الْفَضِيْلَةِ .
 وَ ابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَذِيْ وَعَدْتَهُ . إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَاد

Artinya: “Ya Allah, Rabb Pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah Al-Wasilah (derajat di Surga) dan keutamaan kepada (rasulullah) Muhammad. Dan bangkitkan beliau sehingga bisa menempati maqam/tempat terpuji yang telah Engkau janjikan. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji”

Wallahu a’lam, Semoga bermanfaat!
Lihat: Al Azkaar
Aug 8, 2012
Posted by Muhar

Doa Masuk Dan Keluar Masjid serta Artinya

Doa Masuk Dan Keluar Masjid serta Artinya

Doa Masuk Masjid

Apabila seseorang hendak memasuki masjid, disunnahkan baginya membaca doa berikut, yaitu:

أَعُوْذُ بِاللهِ الْعَظِيْمِ، وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ، وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ، مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
 الحَمْدُ لله . اللّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى محمد وَ عَلَى آلِ محمد
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ذُنُوْبِيْ وَ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

A’uzu billahil `dhiim, wa biwajhihil kariim, wa sulthaanihil qadiim, minassyaithanirrajiim. Alhamdulillah. Allahumma shalli wa sallim ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad. Allahummaghfirlii zunubii waftakhli abwaaba rahmatika.

Artinya:

“Aku berlindung padamu ya Allah Yang maha Agung, dengan wajah-Nya yang mulia dan kekuasaan-Nya yang agung, dari (godaan) setan yang terkutuk. Segala puji hanya milik Allah. Ya Allah limpahkan shalawat dan salam atas Muhammad (rasulullah) dan atas keluarga beliau. Ya Allah ampuni segala dosa dosaku, dan buka kan bagiku segala pintu rahmat-Mu”.
Kapan Doa Masuk Mesjid dibaca?

Doa masuk mesjid dibaca tepat sebelum seseorang melangkahkan kakinya ke dalam mesjid.

Setelah membaca doa di atas dilanjutkan dengan membaca bismillah kemudian masuk dengan mendahulukan kaki kanan.

Mendahulukan kaki kanan ketika masuk mesjid dan mendahulukan kaki kiri ketika keluar dari mesjid termasuk satu kebaikan dan sangat dianjurkan oleh rasulullah sallahu alaihi wasallam.

Adapun Doa Ketika Keluar Mesjid, doa yang dibaca juga doa yang tersebut di atas, hanya kata terakhir yang diganti yaitu kata “RAHMATIKA ( رَحْمَتِكَ ) ” menjadi “FADHLIKA ( فَضْلِكَ )”

Dalam satu riwayat Imam Muslim, AbuDaud, An-nasai dan Ibnu Majah dengan isnad yang shahih dari Abi Humaid ra, berkata rasulullah saw : “Apabila seseorang di antara kalian masuk mesjid hendaklah bershalawat atas ku, kemudian mengucapkan:

افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ اللهُمَّ

“Ya Allah, bukakan bagiku pintu pintu rahmat-Mu”

dan apabila ia keluar hendaklah mengucapkan :

اللهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ

“Ya Allah, sungguh aku memohon karunia dari karunia karunia-Mu”.

Namun dalam riwayat Imam Muslim tidak ada kata “maka hendaklah bershalwat atas ku”.

Kemudian lagi dalam riwayat Ibnu Sina ada sedikit tambahan yaitu: “Apabila ia keluar hendaklah bershalwat atas ku, kemudian hendaklah mengucapkan:

اللهُمَّ أَعِذْنِيْ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

Ya Allah, lindungi aku dari (godaan) setan yang terkutuk”

Wallahu a’lam, semoga bermanfaat!

Lihat: Al Azkar karya Imam Nawawi, rahimahullah.
Aug 6, 2012
Posted by Muhar

Doa Pergi Ke Masjid dan Artinya

Doa Pergi Ke Masjid dan Artinya

Doa pergi ke masjid

Berikut adalah doa yang diamalkan rasulullah saw apabila beliau hendak ke masjid.

Sunnah bagi kita mengikuti gaya hidup rasulullah saw sebagai panutan sepanjang masa.

Diriwayatkan di dalam shahih Muslim hadist dari Ibnu Abbas radhiallahu `anhu bahwa rasulullah saw apabila keluar dari rumah menuju tempat shalat atau mesjid mengucapkan doa:

اللهم اجْعَلْ فِي قَلْبِيْ نُوْرًا . وَ فِي لِسَانِيْ نُوْرًا . وَ اجْعَلْ فِيْ سَمْعِيْ نُوْرًا .
 وَ اجْعَلْ فِيْ بَصَرِيْ نُوْرًا . وَ اجْعَلْ مِنْ خَلْفِيْ نُوْرًا وَ مِنْ أَمَامِيْ نُوْرًا .
وَ اجْعَلْ مِنْ فَوْقِيْ نُوْرًا وَ مِنْ تَحْتِيْ نُوْرًا .
اللّهُمَّ أَعْطِنِيْ نُوْرًا .

Allahummaj`al fi qalbi nuura, wa fi lisaani nuura. Waj`al fi sam’I nuura. Waj’al fi bashari nuura. Waj’al min min khalfi nuura wa min amaami nuura waj’al min fauqi nuura wa min takhti nuura. Allahumma a’thini nuura.

“Ya Allah jadikanlah pada hatiku satu cahaya, dan pada lidahku satu cahaya. Jadikanlah pada pendengaranku satu cahaya. Jadikanlah pada penglihatanku satu cahaya. Jadikanlah dari sisi belakangku satu cahaya dan dari sisi depanku satu cahaya. Jadikanlah dari sisi atas aku satu cahaya dan dari sisi belakangku satu cahaya. Ya Allah berikanlah aku cahaya”.

Lihat: Al Azkar karya Imam Nawawi, rahimahullah.


Aug 5, 2012
Posted by Muhar

Hadist Tentang Islam, Iman, Ihsan dan Penjelasannya

Hadist Tentang Islam, Iman, Ihsan dan Penjelasannya

Hadist tentang Islam, Iman dan Ihsan Serta penjelasannya  
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ
 وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ   وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ،
قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ .
 قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ.
 قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ،
 ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ .  
[رواه مسلم]

Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam)
Seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang  membenarkan.
Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“. 
Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” .
Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “.
Dia berkata:  “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda:  “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian)  berlomba-lomba meninggikan bangunannya “.
Kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “.
(Hadist Riwayat Muslim)

Hadits ini merupakan hadits yang sangat dalam maknanya, karena didalamnya terdapat pokok-pokok ajaran Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan.
Hadits ini mengandung makna yang sangat agung karena berasal dari dua makhluk Allah yang terpercaya, yaitu: Amiinussamaa’ (kepercayaan makhluk di langit/Jibril) dan Amiinul Ardh (kepercayaan makhluk di bumi/ Rasulullah)
Hadist ini termasuk hadist yang mutawatir. Jumlah perawinya mencapai 80-an sahabat, diantaranya Abu Hurairah, Umar, Abu Zar, Anas, Ibnu `Abbas, Ibnu Umar, Abu `amir al-Asy`ari radhiallahu anhum ajmaiin.

Pelajaran yang terdapat dalam hadits ini
  1. Disunnahkan untuk memperhatikan kondisi  pakaian, penampilan dan kebersihan, khususnya jika menghadap seorang guru/ulama, orang-orang mulia dan penguasa.
  2. Siapa yang menghadiri majlis ilmu dan menangkap bahwa orang–orang yang hadir butuh untuk mengetahui suatu masalah dan tidak ada seorangpun yang bertanya, maka wajib baginya bertanya tentang hal tersebut meskipun dia mengetahuinya agar peserta yang hadir dapat mengambil manfaat darinya.
  3. Jika seseorang yang ditanya tentang sesuatu maka tidak ada cela baginya untuk berkata: “Saya tidak tahu“,  dan hal tersebut tidak mengurangi kedudukannya.
  4. Kemungkinan malaikat tampil dalam wujud manusia.
  5. Termasuk tanda hari kiamat adalah banyaknya pembangkangan terhadap kedua orang tua. Sehingga anak-anak memperlakukan kedua orang tuanya sebagaimana seorang tuan memperlakukan hambanya.
  6. Tidak disukainya mendirikan bangunan yang tinggi dan membaguskannya sepanjang tidak ada kebutuhan.
  7. Didalamnya terdapat dalil bahwa perkara ghaib tidak ada yang mengetahuinya selain Allah ta’ala.
  8. Didalamnya terdapat keterangan tentang adab dan cara duduk dalam majlis ilmu.
Apa Itu Islam?
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu”
Apa Itu Iman?
Rasulullah bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “.
Apa itu Ihsan?
Rasulullah bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . 

Aug 3, 2012
Posted by Muhar

Hadist tentang Ikhlas dan Hijrah serta Penjelasannya

Hadist tentang Ikhlas dan Hijrah serta Penjelasannya

Hadist tentang Ikhlas dan Hijrah serta Penjelasannya
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا
 أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khatthab radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung pada niatnya.  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Haidst riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dalam kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang manusia) .
Hadits ini merupakan salah satu hadits yang menjadi inti ajaran agama Islam.
Imam Ahmad dan Imam syafi’i berkata : Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu dari ketiganya.
Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata : Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh. Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata : Hadits ini merupakan sepertiga Islam.
Sababul wurud hadist
Hadist ini keluar karena ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan agar dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama : “Ummu Qais” bukan untuk mendapatkan keutamaan hijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).
Diriwayatkan oleh At-thabrani dari Ibnu Mas`ud berkata:
ada seseorang diantara kami yang melamar seorang perempuan (dari Kota Mandinah) bernama Ummu Qais, namun si wanita enggan menikah dengan sang pria kecuali jika sang pria mau berhijrah ke sana (Madinah), maka dia pun hijrah kemudian menikahinya. Kami pun menamainya dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).
Pelajaran yang terdapat dalam Hadits ini
Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala).
Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati. Seperti niat untuk shalat ketika takbiratul ihram dan lain lain.
Niat juga harus jelas, maksudnya setiap niat harus ada yang membedakan antara niat yang ini dan yang lain, misalnya niat dalam shalat, harus dibedakan antara niat shalat asar dengan niat shalat dhuhur.  
Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua amal shalih dan ibadah.
Seorang mu’min akan diberi ganjaran berdasarkan niatnya.
Segala perbuatan yang baik dan bermanfaat jika diiringi niat guna mencari keridhoan Allah maka dia akan bernilai ibadah.
Yang membedakan antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat.
Al-qadhi al-Bawdhawi berkata: Perumpamaan niat itu bagaikan ruh di dalam raga. Raga ini tidak ada maknanya tanpa ruh, begitu juga halnya niat dan amal/perbuatan.   
Mohon komentar dan masukannya, Semoga bermanfaat, Wallahu a`lam.

Lihat: Al-waafi, penjelasan Ar-ba`iin an-Nawawiyyah karya Imam An-nawawi. 
Aug 2, 2012
Posted by Muhar

Keutamaan Shalat Tahajud

Keutamaan Bangun Malam dan Shalat Tahajjud


Ubadah bin Shamit mengatakan bahwa Rasulullah sallahu‘alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang bangun di malam hari dan mengucapkan:

لا إله إلا الله و حده لا شريك له . له الملك و له الحمد و هو على كل شيء قدير
 الحمد لله . و سبحان الله . و لا إله إلا الله . و الله أكبر . و لا حول و لا قوة إلا بالله

Laa ilaaha illaahu wakhdahuu laa syariikalahuu. Lahul mulku wa lahul khamdu wa huwa `ala kulli syai in qadiir. Alkhamdulillaah wa subkhaanallah wa laa ilaaha illallaah wallahu akbar wa laa khaula walaa quwwata illa billaah.

'Tiada tuhan melainkan Allah Yang Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan segala pujian, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah, Mahasuci Allah, tidak ada tuhan melainkan Allah, Allah Mahabesar, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah',

Kemudian ia mengucapkan, 'Ya Allah, ampunilah aku', atau ia berdoa, maka dikabulkanlah doanya. Jika ia berwudhu dan shalat, maka diterima (shalatnya)."

Hadist Riwayat Imam Bukhari rahimahullah.

Al-Haitsam bin Abu Sinan mengatakan bahwa ia mendengar Abu Hurairah r.a. menceritakan kisah-kisahnya. Ia menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya saudaramu tidak berkata jelek." Maksud beliau adaIah Abdullah bin Rawahah, ketika ia berkata, "Di sisi kami ada Rasulullah yang membaca kitab Allah. Ketika itulah kebaikan gemerlap memancar dari fajar. Beliau memperlihatkan petunjuk setelah kita buta. Dan hati kita percaya apa yang disabdakan bakal terjadi. Beliau bermalam dengan menjauhkan lambung dari hamparan di kala pembaringan-pembaringan merasa berat oleh orang-orang yang mempersekutukan Tuhan."

Hadist Riwayat Imam Bukhari rahimahullah.


Pageviews

- Copyright © DOA DAN ZIKIR - Powered by Blogger -